Sunday, March 10, 2013

"Kulo - Njenengan" (Part I)


"Renyta! Jangan dibiasakan kayak gitu, kayak orang yang hidupnya paling susah aja"..... 
Kalimat tersebut terngiang nyata di telingaku. Sesuai sekali dengan intonasi dan logat yang akrab kudengar. Buru-buru aku berdiri, seolah ada sosok yang sangat nyata yang sedang mengawasiku dalam posisi seperti ini. Ah, Mama...Aku merindukan omelan kecil beliau yang selalu muncul jika melihatku sedang duduk dan menopang dagu seperti sekarang. Tiba-tiba terlintas dibenakku sosok mama yang sedang melotot, aku tersenyum kecil sembari berjalan ke kamar mandi. 


......Bippp.....bippp......bippp......
Sontak aku langsung memutar langkahku, menuju meja belajar yang ada di sudut ruangan tepat dipinggir jendela. Aku sudah bisa menebak bahwa getar tersebut adalah notifikasi balasan SMS dari sahabatku si Ning Pasuruan*. Tentu saja aku yakin itu sms darinya, karena sepagian ini aku hanya menghubungi dia. 
Nawank (Mobile)
"wah gak tau tuh re. Coba tanya anak 2008. Km dmn? Skripsimu looo, urusin!"

Tatapanku kosong melihat layar sebuah Smart Phone berwarna putih milikku. Aku sebenarnya sedang bingung ingin bertanya dengan siapa tentang nama pria yang ingin kuhubungi. Sejenak aku tersadar bahwa aku cukup apatis rupanya. Bagaimana tidak, cukup sering rasanya aku bertemu, bahkan duduk berdekatan dengannya, tapi sampai sekarang aku tidak tahu namanya. 

Ah, membaca balasan sahabat karibku ini membuatku gemas seketika. Apakah dia lupa bahwa temannya ini bukan tergolong orang yang punya banyak teman. Bagaimana mungkin aku bisa punya no hp anak-anak angkatan 2008, tersenyum pada mereka saat berpapasan di koridor fakultas saja aku tak pernah. Bukannya sombong, tapi entahlah ini apa namanya, aku memang orang yang tidak biasa menyapa atau tersenyum duluan pada orang. Sampai-sampai, Alvie teman seangkatanku memberikan nama panggilan 'mbak Juju' padaku. Jangan tanya kenapa. Aku juga tak pernah minta pada Tuhan untuk di anugerahi wajah berkarakter judes seperti ini. Bahkan seandainya bisapun,  aku akan mencetak wajahku dengan cetakan wajah Emma Watson, si penyihir cantik di film Harry Potter. 

Ku ketik BlackBerry ku dengan gemas.
To: Nawank (Mobile)
"Hihhhhhhhh... Aku kan ga punya kontak anak 2008. Iya ini kan juga lg ngurusin"

Kulangkahkan kakiku dengan gontai, tanganku masih memegang HP yang sudah kepasangi silicon case berwarna shocking pink. Rasanya aku butuh siraman shower dan alunan lagu yang sedikit 'ngebeat' di saat galau begini. Ibu Rini, dosen pembimbing keduaku tersebut nampaknya selalu sukses membuat hariku menjadi biru. Semalam aku menerima sebuah pesan singkat dari beliau yang menjelaskan dengan tegas bahwa dia menunggu hasil analisis data try outku secepatnya. Singkat, jelas, padat, dan cukup ampuh membuatku segera membanting BB dan menelungkupkan wajahku ke bantal, tertidur, dan terbangun karna dikejutkan bunyi alarm.

Woo ooo wooo ooo...let me in to you...
wooo oooo woo ooo...cause i know... i know this life has room for two
Wooo ooooo ooooooo let me in to you

Di tengah-tengah bernyanyi, aku terdiam karena sadar akan suaraku yang terlalu keras. Seandainya  aku sedang di rumah, mama pasti akan menggedor pintu kamar mandi dengan alasan anak gadis tidak boleh teriak-teriak. Mamaku selalu mendidikku untuk menjadi wanita yang lembut, entahlah mungkin karena di adat ketimuran, begitulah cermin wanita yang sesungguhnya. Aku kembali bernyanyi dengan volume sekencang-kencangnya, toh di apartment ini aku tinggal seorang diri. Mama di Provinsi sebelah tak akan tahu bahwa anak gadisnya sedang bernyanyi bak tengah berada di panggung besar mengalahkan suara Krisdayanti sang Diva fovoritnya. Aku tertawa geli sambil menikmati derasnya siraman air yang seolah menimbilkan sensasi 'clekit-clekit' di kulitku.Rileks sekali.

Musik dengan volume cukup kencang dan bergenre R n B atau Pop memang selalu bisa membangkitkan semangatku. Inilah sebabnya aku selalu membawa HP ke kamar mandi. Memulai hari dengan hal yang menyenangkan di kamar mandi selalu menjadi kebiasaanku. 

Empat puluh menit kemudian aku keluar kamar mandi dengan membungkus rambutku dengan handuk manis berwarna merah jambu. Cukup segar rasanya setelah menghabiskan waktu dua kali lipat lebih lama dibandingkan waktu mandi bebekku biasanya . Aku masih menikmati aroma lulur susu domba yang melekat di tubuhku, sambil duduk dan mengeringkan rambut. Lagi-lagi otakku berputar keras mengingat siapakah anak 2008 yang sekiranya ada di kontak HPku. Batinku menggerutu. Seandainya saja aku sedikit membuka diri dan berkenalan layaknya senior pada junior pasti aku tidak akan sebingung ini mencari nomor handphonenya. Sebenarnya bertanya siapa nama pria itu bukan hal yang aneh, toh kami satu fakultas. Aku melangkah menuju meja belajar dan mengambil gadgetku, siapa tahu aku bisa mendapatkan inspirasi melalui media social. Melihat laju timeline twitter aku berpikir rupanya cukup banyak juga orang-orang yang online, apa mereka tidak kuliah dan bekerja ya? pikirku sambil mengamati.  Oh mungkin mereka golongan orang-orang sepertiku, yang jenuh saat mendengarkan dosen di depan kelas lalu menumpahkan kebosanan di media sosial. Hihihi...

Aku terus melanjutkan scrooling timelineku sampai ke bawah. Membaca keluhan-keluhan orang, obrolan mereka dengan temannya, ucapan selamat pagi milik sepasang kekasih, ramalan zodiak, info arus lalu lintas, dan masih banyak lagi celotehan yang tertuang dalam tulisan media sosial ini. Kulihat nama Deolika muncul,mantan teman serumahku saat mengontrak dua semester terakhir ini juga sedang online rupanya. Dari celotehnya, aku menyimpulkan bahwa ia sedang bosan di kelas. Sontak aku tersadar. Senang seperti menemukan es krim di kulkas saat terik matahari membakar Surabaya. Bagaimana aku bisa lupa bahwa Deolika ini adalah juniorku angkatan 2008. Aku langsung mengiriminya Direct Message
"Lika, tau no hp nya Syeh anak 2008 nggak???temen sekelasmu kan?Minta dong."

Sekian detik setelah mengetik DM Aku berdoa dalam hati,  berharap bahwa namanya benar-benar Syeh, sehingga Lika tahu orang yang kutanyakan. Di ruang diskusi dosen psikologi sosialku, aku kerap mendengar Pak Fa memanggilnya dengan nama Syeh. 

Send Tweet.
yes. 

Tringgg...Direct Message From @Deolika
"Syeh??? Emang ada anak 2008 namanya Syeh mbak re?. aku 2010 mbak re" 

Oh My God Lika!
Membaca balasan darinya bukan membuka jalanku semakin terang melainkan membuatku lemas, seharusnya aku ingat bahwa lika ini sedikit lemot... Diantara kami berempat, dialah penghuni kontrakan yang sering terlambat tertawa saat kami saling melontarkan cerita jayus di ruang keluarga. Semakin suram saat sadar bahwa sebenarnya Lika ini angkatan 2010. 

Aku terdiam. Memutar otak sembari menggoyangkan kaki tak berirama.
Tringgg...Direct Message from @Deolika
"Mbak re, Syeh yang mana sih? Biar aku tanyakan ketemen2ku."
Reply @Deolika
"Aduh namanya siapa ya, aku ga tau. Dia sering duduk di ruang pak Fa, janggutan, tinggi"

Semoga saja bisa jadi ciri-ciri yang cukup jelas untuk menggambarkan seorang Syeh, batinku. Kalau dilihat dari tinggi badannya saat duduk sih, Syeh ini masuk deskripsi pria tinggi. Poin terpenting adalah semoga saja definisi tinggi menurutku sama dengan menurut Lika. Huffffhhhhhh......

Tringgg...Direct Message from @Deolika
"Oh, yg sering pkai kemeja lengan pendek + celana yg panjang ga panjang pendek ga pendek itu ya mbak"

Aku terhenyak, Seandainya Syeh tahu bahwa Lika mendeskripsikan dirinya dengan ciri khas yang tidak biasa seperti ini. Apa yang akan diperbuatnya pada Lika ya. Hihihi...

Aku agak bingung menjawab DM dari Lika ini, selain karena tidak menyangka dia mempunyai kemampuan yang 'luar biasa' dalam mendeskripsikan orang, sejujurnya aku juga tidak tahu bagaimana celana si Syeh tersebut. Bukan salahku dong... Aku kan hanya melihatnya saat dia duduk bersila di ruang diskusi pak Fa. Mungkin jika lain hari aku bertemu dengannya saat berdiri, aku akan melihat panjang celananya. Upss, maksudku... agar lain kali aku lebih mengerti dengan deskripsi Lika semacam ini.

Reply @Deolika
"kayaknya iya deh. Pokoknya yang berjanggut Lik! Ingat ya, janggutan"

Psy Farid.
Add to contacts
Save.

Thankyou Lika!!!. I got his phone number. Yayyyyy!!!. 
Aku beranjak dari kursi, dan menuju lemari pakaian. Aku memang tipikal orang yang sangat menikmati kesegaran mandi, rasanya sayang jika memakai baju cepat-cepat. Lebih nikmat memakai baju berbentuk kimono yang memang khusus untuk dipakai sehabis mandi, layaknya wanita-wanita di Film-film. Hahahaa. Mungkin ini juga merupakan kebiasaan yang kuadopsi dari mama dan tante-tanteku. Bedanya aku adalah versi modern. Wanita-wanita suku dayak tidak pernah menggunakan handuk setelah mandi. Mereka baru memakai baju setelah selesai bersolek. wanita dayak biasanya setelah pulang  mandi di batang* mereka selalu berjalan menuju rumah dengan menggunakan sarung motif berbahan katun. sarung tersebut bila dipakai panjangnya kira-kira sebetis, di ikatkan dua kali, menyilang dari bawah ketiak sebelah kiri  ke atas bahu sebelah kanan. Aku sedikit susah menjelaskannya, namun, sarung tersebut hanya terikat disatu bahu saja, sehingga bahu sebelah kanan. simpelnya, mereka seperti memakai baju tanpa lengan yang di potong bagian bahu sebelah kirinya. bingung??? Sama. jika ingin tahu jelas, datanglah ke Palangka Raya, Sampit, dan beberapa pelosok di Pulau Kalimantan. kebiasaan ini masih ada kok, namanya juga kebiasaan yang turun temurun, mungkin akan susah dihilangkan.

"Farid, ini rere 07"
"iya mbak, ada yg bisa di bantu?"
"Rid, bisa bantu aku ga? Aku mau minta tlg analisis data spss-ku"
"Oh gitu, iya mbak, tapi aku lihat data bab 1-3 ya"
"Bisa minta email?? Aku lg di Jakarta Rid, seminggu lg mungkin pulang, aku kirim email aja ya, ntar kalo ada apa-apa atau mau nanya sms aja. Gimana?"
"Oke, ......itu alamat emailnya mbak. Ditunggu ya"
"Makasih"

Buru-buru ku buka laptop putihku, Untung aku memasang wi-fi di kamar apartmentku, sehingga aku tak perlu ke warnet atau ke coffee shop yang ada di mall-mall hanya untuk meminta wi-fi dengan 'syarat' memesan segelas ice coffee yang dibandrol minimal 38 IDR. Bagiku bukan nominal harganya yang menjadi masalah, toh aku menyukai kopi dan suasana kafe yang tidak membosankan, namun keluar dari apartment dan menyusuri macetnya jalanan Jakarta selalu membuatku berpikir dua kali. Rasanya aku lebih memilih diam di kamar, melakukan berbagai kegiatan dengan segala fasilitas yang cukup lengkap.  Seperangkat Home theatre yang ada di ruang tengah cukup memuaskan untuk menonton DVD, makanan di kulkas selalu lengkap dan penuh karena aku selalu belanja sekali dalam dalam jumlah besar, internetpun speednya cukup kencang. Loadingnya cepat, secepat mantanku mendapatkan pacar baru setelah putus dariku. 

SEND.

YES!. E-mail untuk Farid sudah ku kirim, nampaknya ia orang yang cukup agamis. untuk alamat e-mail saja, tadi ia membuatku cukup sulit mengetik alamat tujuan dalam ejaan bahasa arab. aku kembali membayangkannya. Dia berjanggut, sekilas aku mengingat bahwa kebanyakan orang di Arab juga berjanggut. "Ohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh" aku tau, mungkin celana yang di deskripsikan Lika itu adalah celana yang diatas mata kaki. Kata adikku, jika hendak sholat, pria harus menggunakan sarung diatas mata kaki. Mungkin Farid menerapkan itu tidak hanya pada sarung namun juga pada celana. pikirku sok tahu. ahhh sudahlah, toh itu celana dia, kenapa jadi gue yang repot sih.

Tenang rasanya.... paling tidak data try outku sudah terhandel, biar saja Bu Rini menunggu, toh ini skripsiku, jika aku mau ya aku selesaikan sekarang, jika tidak, ya akupun tidak masalah harus wisuda semester depan. Aku tidak akan membiarkan diriku stres. APA??? Aku cuek? Iya, aku memang cuek. aku melakukan hal yang inginkan, bukan dengan dasar paksaan. Pemerkosaan tidak pernah enak.

Aku melenggang santai menuju dapur kecilku diiringi musik alunan Take A Bow milik penyanyi seksi Rihanna. Entah mengapa aku begitu menyukai alunan lagu yang kononnya ditujukan khusus untuk mantannya tersebut. Niat bersantai di rumah kuawali dengan membuat Jus pisang dengan campuran coklat bubuk dan apapun bahan di kulkas yang layak di campur. Today is gonna be a good monday!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!


*Batang : Istilah untuk kayu gelondongan yang mengapung di sungai. Batang biasanya terdiri dari 4-6 kayu gelondongan yang dirangkai menjadi sebuah latar yang diikat di daratan (biasanya diikat di pohon atau di tiang rumah penduduk). Banyak dijumpai dipinggiran sungai pemukiman penduduk. Batang adalah tempat MCK bagi penduduk Kalimantan yang masih mengandalkan air sungai. Atau tempat mereka berhenti jika melakukan perjalanan dengan jalur sungai. Batang terbuka untuk umum.


***Bersambung :D


No comments:

Post a Comment