Sunday, February 23, 2014

Sebut saja dia Dewa



"Aku sayang loh sama kamu.” Ucapnya kemudian mengecup bibirku dengan lembut.

Aku tak bisa membayangkan, bagaimana rona wajahku saat ini. Dia memang hebat. Pria ini mampu membuat hatiku menjadi kebun bunga yang sedang bermekaran kapanpun ia mau. Bahkan hanya dengan menyatakan ungkapan disela ia main game sembari mengacak rambutku yang memang sudah berantakan.

Pria hebat itu bernama Dewa. Dia yang beberapa waktu ini meluluhlantahkan semua pertahanan hatiku. Dia begitu tampan. Tak peduli apapun yang ia kenakan, aku selalu dibuat terpesona olehnya. Dewa benar-benar tipikal pria idamanku. Dengan Tinggi badan mencapai 180cm dan bahunya yang tegap membuatnya lebih cocok menjadi seorang model  ketimbang seorang supir sebuah alat transportasi udara. Dadanya yang bidang membuatku selalu ingin bersandar disana. Kulitnya yang coklat membuatnya terlihat seksi daripada Lee Min Hoo. Ada sedikit perbedaan di warna kulit lengan kanan dan kirinya. Yang kanan terlihat lebih legam. Mungkin karna sinar UV yang setiap hari menyinarinya melalu jendela kokpit sebelah kanan. Alis yang tebal membuat sorot matanya semakin misterius.

Aku selalu dibuat salah tingkah oleh tatapan yang seolah menelanjangiku satu persatu.

Dia Dewa di relung hati yang tak terusik oleh siapapun.
Dia Dewa, yang menguasai otakku dipagi hari hingga tengah malam saat aku beranjak menapaki mimpi.
Dia Dewa, yang membuatku ingin bersandar dan menghentikan detik detik jam hingga tenggelam.
Dia Dewa, yang aku harapkan kelak berkebun saat aku memasak, Menyeruput kopi adukanku sebelum bekerja, Mengantarkan pahlawan kecil dan putri tercantik kami menuju mimpi, lalu mengecupku dan berbagi kasur hingga terlelap.


Selamat Malam Dewa